Senin, 04 Juni 2018

Senja di Parangtritis

Hai!
Lama nggak nulis apa-apa karena emang jarang pergi, jarang holiday, jarang motoran, pergi cuma kos-kampus, kos-rumah, kos-rs. Lah, malah curhat. Iya curhat atuh. Ini aja perginya kapan baru bisa nulis di blog-nya juga kapan:(

Sekarang karena tinggal di Jogja dan tentunya nge kos, dan semester ini banyak banget tugas-banyak latihan persiapan-banyak kegiatan dan waktunya tuh mepet-mepet semua. Jadi udah janji yang ini, terus ternyata ada banyak kejadian mendadak yang ada aja.

Untungnya, ada temenku satu ini paling ngerti kalau aku suntuknya kebangetan huhu,  dan akhirnya dia ngajakin pergi ke.......pantai.

Ke depannya, temenku ini bakal jadi tour guide-ku yang paling ter-tai karena saking konyolnya. HAHA!
Thankyou banget pokoknya lah. Luvvvv💝


Okey, balik lagi, akhirnya kita mutusin buat ke pantai Parangtritis. Bilangnya si ke pantai...taunya kemana dong saudara-saudara? Ke Bukit Paralayang yang tangganya lumayan bikin capek dan di atas emang bagus banget. Ga sempet fotoin karena sumpah. PANTAINYA YANG DI BAWAH BAGUS BANGET GEWLA.


Ini foto dari bukitnya

Ini juga penampakan dari atas bukitnya. Gila sih ini. 

Jadi ceritanya mau nyari sunset, tapi ketika liat pantai dari bukit yang wah gila sih ini harus banget ke pantai. Akhirnya dengan memaksa (aku yang maksa-maksa ke pantai btw) pergilah kita ke pantai.



Kita turun dari bukit Paralayang tuh sekitar sore jam 5. Jadi hari ini itu aku selesai kuliah jam 3, langsung cus ke Parangtritis, sampai bukit Paralayang jam 4, turun ke Pantai jam 5. Terniat banget ya kan...


Lupa nama pantainya apa, yang pasti deket sama Gumuk Pasir kok pantainya ini. Pokoknya pantainya ini nggak ada embel-embel palang atau tulisan gede-gede kayak Pantai Pelangi. Tau-tau belok aja ke banyak pohon-pohon terus nembus pantai. Eh, hati-hati juga. Banyak pasir.


Wagelasih keren bangettt! 









Sumpah. CINTA MATI BANGET SAMA pantai huhu. Suka banget. Demi apapun. Dan kemarin itu di pantai karena udah hampir maghrib tinggal ada Bapak-bapak nelayan yang cari ikan sama mas-mas bawa kamera yang cari sunset. Dan aku bebas lari-lari! Seneng banget! Eh tapi tau gitu deket-deket ke masnya biar di fotoin. Siapa tau bagus ye kan.


Masih untung nggak ilang. Hampir maghrib, di panggilin buat naik biar cepet pulang. Pas naik, udah hampir gelap huhu keasikan:(




Mau pamer foto jejak kaki cuma foto ilang. Riya sih jadi ilang kan, maklum nggak pernah pergi jauh sekali di ajakin jauh ke pantai jadi sombong hahaha:((





Bonuzzzzz





See you, 
sooner, or later. 







Jadi, kemana lagi, ya?

Senin, 08 Januari 2018

Selamat Ulang Tahun, Cinta Pertama


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Cinta pertamamu tidak selalu orang yang pertama kau cium atau orang pertama yang berkencan denganmu. Cinta pertamamu adalah orang yang selalu kau bandingkan dengan siapapun. Orang yang sejujurnya kau tidak pernah menyerah akan dia, bahkan meski kau mengatakan pada dirimu sendiri bahwa kau sudah move on."

 -----------------------------------------------------------------------------------------------------

 

 

 

 

Selamat ulang tahun, cinta pertama! Seorang pria dengan wajah sayu, berhidung mancung, bermata sendu, seorang pria dengan pita suara yang di hiasi oleh suara lembut. Di mataku, kau tanpa cela. Bagiku, kamu memiliki peran yang luar biasa.

Mungkin, kamu tidak akan pernah membaca ini, melihat sekejap mata pun tidak mungkin. apalagi, membaca hingga paragraf akhir. Tak ada dasar apapun dan tak ada alasan apapun yang menjelaskan mengapa aku harus membiarkan jemariku menari dan kembali menuliskan semua hal tentangmu. Hari ini hari spesial.Hari ini, hari ulangtahunmu.

Selamat berumur dua puluh empat tahun. Aku hanya ingin mendoakan cita-cita dan harapanmu yang dulu selalu kau ceritakan dengan bangga. Ah, kau semakin tua. Aku sedang membayangkanmu saat ini. Mungkin, matamu semakin menjadi mata panda karena banyak begadang, mungkin alismu semakin tebal, mungkin pipimu semakin memerah ketika panas menyengat hangat pipimu, mungkin kau sibuk dengan kegiatanmu, dan skripsimu agar bisa lekas wisuda nanti, dan mungkin kau telah melupakanku.

Aku kira, seseorang yang bersamaku dulu adalah cinta pertamaku. Tapi, ketika aku bertemu denganmu, pria berkaca mata yang duduk sambil membawa buku di depan ruangan di lantai dua kampus itu, aku salah. Denganmu, aku lebih ingin berubah menjadi lebih baik. Denganmu, aku lebih ingin membeli baju dengan lengan panjang. Ketika aku meminta di jatuhkan sejatuh-jatuhnya pada cinta yang baik, aku percaya, aku benar-benar jatuh pada cinta yang baik.

Selamat ulang tahun, pria yang asap rokoknya saya cintai. Semoga, di umurmu yang memasuki dua puluh empat tahun ini, kamu semakin dewasa. Sehat untuk waktu yang lama, dan jalani segala sesuatunya dengan baik.



Aku sedang belajar untuk tidak memintamu pulang ke arahku. Aku hanya ingin kamu bahagia, dengan siapapun itu.



Terlepas dari live instagram-mu pada jam 2 pagi waktu itu yang katanya menyakitkanku, atau terlepas dari siapa yang salah di antara kita sehingga memutuskan untuk berjalan masing-masing, terimakasih karena pernah bersama. Terimakasih karena pernah dengan sabar berada di bus selama 2 jam menuju Salatiga hanya untuk menjemputku pulang. Terimakasih untuk kado dan kue yang di berikan ketika hari ulang tahunku. Terimakasih karena pernah dengan sabarnya menunggu ketika aku tes di Jogja. Terimakasih karena menjadi pria pertama yang bertemu ibu. Terimakasih pernah menggenggam tanganku, walau akhirnya hilang. Terimakasih karena pelukmu pernah menjadi tempat untukku pulang.






Kenangan tidak boleh di bunuh karena ia akan menghantui. Carilah seseorang yang mampu menenggelamkannya hidup-hidup.
Apakah dia orangnya atau tidak, tapi aku sadar, aku layak berjalan tanpa di hantui kenangan. 






Sekali lagi, selamat ulang tahun, cinta pertama. Karena ini harimu, aku harap kau selalu bahagia.









Jogjakarta, 8 Januari 2018.